Ketoprak
Kepahlawanan persembahan Teater Magnet dari Kabupaten Ngawi menjadi sajian
pamungkas gelar seni pertunjukkan "Padang Rembulan" di
Kabupaten Ngawi, Sabtu (21/6) lalu.
Ketoprak
ini mengetengahkan cerita kepahlawanan Adipati Kertongegoro, Bupati
Pertama Ngawi. Menarik disimak, sebab "Padang Rembulan" yang kali ini
digelar di Alun-alun Merdeka Ngawi ini bertepatan denga hari jadi kabupaten
yang dikenal dengan sebutan "Bumi Orek-orek"nya itu.
Ya,
kemeriahan HUT Kabupaten Ngawi Ke-656 sangat terasa meriah dengan diadakannya
pentas Seni "Padang Rembulan". Tak hanya seni ketoprak, beragam
kesenian lain seperti halnya paduan suara, band dan campursari serta tari dan
beragam kesenian tradisional khas Ngawi juga menjadi pengisi gelar seni
"Padang Rembulan" yang sengaja ditujukan sebagai wahana mempererat
persatuan dan kesatuan pelajar Jawa Timur itu.
Sebelum ketoprak ‘Adipati Ketronegoro’ dari teater magnet dimainkan, tampil lebih dulu adalah Tari Geleng Roum dari Sanggar Gito Maron Surabaya.
Tak ayal, segala bentuk kesenian yang ditampilkan oleh puluhan siswa-siswi dari jenjang SD hingga SMA, utamanya dari Kabupaten Ngawi ini menambah semarak malam kabupaten yang tengah merayakan hari jadinya yang ke 656 itu. Apalagi, selain gelar seni "Padang Rembulan", pameran produk yang diikuti 70 peserta dari UPT maupun sekolah berikut door price bagi penontonnya pun ikut menghiasi acara ini.
Kegiatan seni ini secara resmi dibuka dengan pemukulan gamelan bersama Sekretaris Dinas Pendidikan Jawa Timur (Diknas Jatim), Sucipto, SH M.Si., Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono, Sekda Kab.Ngawi, dan Kepala Dinas Pendidikan Kab. Ngawi.
Sebelumnya, kedatangan mereka ini disambut dengan tari Penthul Malikan dan Tari Orek-orek yang merupakan seni tari khas Ngawi.
Sebagai pra acara, paduan suara dengan lagu-lagu bertema kebangsaan yang dibawakan oleh siswa-siswi SMAN 1 dan 2 Ngawi serta band plus campursari dari SMK PGRI 6 Ngawi (kampus Ijo) juga ikut menyemarakkan "Padang Rembulan" yang ditujukan sebagai wahana ekspresi berkesenian pelajar di Jawa Timur itu.
Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono dalam sambutannya mengatakan, kesenian merupakan bentuk karya cipta manusia yang dipergunakan untuk mengkomunikasikan pengalaman jiwa yang dialami, baik itu langsung maupun tidak langsung. Karenanya, ia berharap pagelaran seni "Padang Rembulan" yang menjadi wadah apresiasi sekaligus ajang silaturahmi antar pelajar dalam satu bingkai pertunjukan kesenian ini benar-benar bisa ikut melestarikan kesenian bangsa.
Kini, agar peradaban bangsa khususnya seni Jawa tidak terkikis arus globalisasi, ia menyatakan akan menggelar tari Orek-Orek secara massal dengan mengerahkan 25 ribu penari dari kalangan pelajar baik setingkat SD sampai SMA. "Tari Orek-Orek sangat lekat dengan budaya yang ada di Ngawi maka pada 31 Agustus nanti akan digelar secara kolosal tujuanya biar masyarakat lebih mengenal tentang budaya yang ada di Ngawi ini," terang Budi Sulistyono, Sabtu malam (21/6).
Sekedar
catatan, gelar seni pertunjukkan 'Padang Rembulan' ini merupakan agenda seni
tahunan UPT Pendidikan dan Pengembangan Kesenian Sekolah (Dikbangkes-Diknas
Jatim). Terselenggara secara periodik, gelar seni yang ditujukan untuk
mendorong terwujudnya karya kreatif pendidik dan peserta didik dibidang seni
budaya ini setiap bulannya digelar secara bergilir di Kabupaten/ Kota di Jawa
Timur.
Kalau
toh kenapa harus dilakukan secara bergiliran?, hal ini ditujukan agar terjalin
kebersamaan antar pelajar dalam lingkup yang lebih luas dan tidak terbatas
hanya dalam satu daerah. Karenanya, di tahun (2014) ini, selain Surabaya, Kota
Malang dan Kabupaten Ngawi, 'Padang Rembulan' yang telah memasuki tahun
keempat penyelenggaraanya juga akan dilangsungkan di Kab Lamongan, Kab
Pasuruan, Kab Pamekasan dan Kab Tulunggagung.
Sekretaris
Diknas Jatim Sucipto, SH M.Si mengatakan bahwa di dalam pagelaran seni ini
sendiri terdapat pesan moral yang mampu mengedukasi penonton khususnya para
pelajar, “dengan demikian fungsi Seni yaitu membentuk pendidikan karakter anak
didik bisa berjalan dengan baik,” terangnya.
Sementara itu, Kepala UPT Dikbangkes Sekolah Diknas Jatim, Efie Widjajantie S.Sos M.Mpd menjelaskan, “Padang Rembulan” merupakan wadah eskspresi kreatif dalam bentuk seni yang ada di sekolah baik tradisi maupun modern untuk bisa diapresiasi oleh peserta didik, tenaga pendidik dan masyarakat.
Karenanya, sambung Effie, kegiatan ini pada hakekatnya bisa menjadikan ruang proses kreatifitas seni dan komunikasi dalam rangka pengembangan seni budaya lokal yang melibatkan antar pelaku seni, lembaga terkait seluruh civitas sekolah dan masyarakat. “Diharapkan melalui kesenian akan berdampak pada pendewasaan diri, mempunyai jiwa nasionalisme guna membangun karakter bangsa, Katanya.@Jpluz
0 komentar:
Posting Komentar